sambil menunggu janji gw tentang “Tiang kembar yg menimpa neneknya temen gw” gak ada salahnya gw sekedar share pengalaman waktu pertama kali gw ikut mapala 2 tahun yg lalu.
bagi gw, ini salah satu malam yg paling menantang, karena, rupanya gw gak sendirian.
untuk mempersingkat malam kita, gak ada salahnya gw ingetin kembali, untuk melihat ke sekeliling, mungkin ada satu di antara kalian yg beruntung, dimana mereka ikut menemani sajian gw malam ini.
seperti yg gw bilang, kajadian ini terjadi 2 tahun lalu, waktu gw ikut kegiatan kampus yg bergabung dalam team Ekspedisi ke salah satu gunung yg kurang di kenal. kegiatanya sendiri bertujuan untuk menyambut mahasiswa baru yg bergabung di organisasi Mapala kampus. singkatnya, gw adalah satu dari orang yg ikut.
well, siapa yg gak suka dengan gunung dan alamnya, jadi gw udah seneng aja bisa ikut kegiatan ini, namun, rasa seneng gw harus gw pikir ulang ketika jadwal keberangkatan rombongan adalah malam jumat kliwon.
gw sempet protes, kenapa harus jumat kliwon, dan dengan enteng mereka cuma bilang, “lu kan sering naik gunung, mau naik hari apa juga sama aja, lihatnya pohon doang”
salah satu dari pengurus memang kenal gw dan sepak terjang gw naik gunung, tapi, gw pikir ini bukan ide yg baik
tapi sudahlah.
akhirnya gw nurut apa kata mereka sebagai pengawas dalam perjalanan ini.
gunung yg gw maksud gk bisa gw sebutin, tapi gw bisa kasih gambaran sama kalian tentang gunung ini.
ini adalah gunung yg sebenarnya cukup di kenal di jawa timur, namun, kurang begitu populer untuk di gunakan sebagai jalur pendakian, karena, gunung ini lebih sering di gunakan untuk kamping atau sekedar jurit malam untuk sekolah dan kampus
jalurnya yg mudah di tempuh dengan mobil, sekaligus jalur yg paling penting, menghubungkan kota gw dengan salah satu kota wisata di jawatimur.
lanjut.
kami berangkat bersama rombongan jam 2 sore, kendaraan yg kami gunakan adalah bis yg sudah di sewa, karena cukup banyak yg ikut
di tengah perjalanan, para pengawas menjelaskan apa saja kegiatan kita disana nanti, karena tujuanya sendiri hanya pengenalan pada anak2 baru yg baru saja gabung ke Mapala.
gw gak begitu antusias dengernya, namun, semua berubah ketika mereka bilang, “nanti kita ada game dsana”
di tengah perjalanan, gw bisa lihat banyak anak2 dari fakultas yg berbeda2, sialnya, yg dari fakultas Desain, cuma gw sama temen satu2 nya, itu pun dia adalah salah satu pengawas yg akan bertugas.
akhirnya, gw cuma diem duduk di kursi paling belakang
jam 5, kami sampai di tanah lapang yg di tulis sebagai basecamp dengan logo Mapala kami. disana cuma ada rumah gazebo, yg gak terlalu besar, rupanya, ini bukanlah tujuan kita malam ini, karena tujuan kita, akan masuk jauh ke hutan.
gw akhirnya cuma cengo, sembari geleng2 kepala
maksud gw, ini jam 5 sore, dan bentar lagi, hari mulai petang, dan mereka nyuruh kita masuk hutan. gk masuk akal sama sekali.
tapi akhirnya, kami semua setuju, gw bisa lihat gk ada yg keberatan sama sekali, mungkin, ini adalah pengalaman pertama mereka di gunung.
dan mereka gk tau aja, apa yg tinggal di tempat seperti ini.
akhirnya, pembagian kelompok pun di mulai, dengan masing2 anggota per kelompok di isi oleh 4 orang.
gw dapat kelompok dengan 2 cewek dari fakultas Ekonomi, dan fakultas teknik.
sebut aja namanya, Ndira, Umil dan Bekti. gw gk keberatan sama sekali, siapapun kelompoknya toh ini cuma kegiatan Mapala biasa yg pasti cuma jalan2 nikmatin malam.
tapi rupanya, Ndira lebih sering curi pandang ke arah gw, sampe, dia akhirnya bilang waktu kita cuma berdua
“Masnya, bisa lihat ya?”
gw yg denger itu cuma ngerespon dengan bingung. “lihat apa ya mbak”
tapi dia gk ngelanjutin, lalu pergi begitu aja.
tepat setelah sholat isya, kami bersiap masuk ke hutan dengan jalur yg sudah di tandai. disini, semua di mulai.
kelompok gw jadi kelompok ke 3 yg yg berangkat, dimana masih ada 2 kelompok lain, di belakang. sepanjang perjalanan, gw cuma bisa lihat pohon pinus dan semak belukar, berbekal senter, gw jalan paling belakang.
di depan ada Bekti yg buka jalan plus lihat tanda.
ketika kami semakin menanjak, gw bisa lihat beberapa kali Ndira ngelirik gw, seolah ada yg mau dia bicarain, gw pun jadi gk nyaman, di lihat seolah2 gw bawa sesuatu.